Rabu, 03 Oktober 2012

Plak Pada Gigi


  1. Plak
   Menurut Schuurs ( 1990 ) kebersihan rongga mulut merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan rongga mulut. Kebersihan rongga mulut dapat dilihat ada atau tidak adanya deposit-deposit organik, material alba, plak gigi dan kalkulus ( karang gigi ). 
1.       Pengertian Plak
Plak adalah endapan lunak yang menutupi dan melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas sejenis bahan perekat yang dihuni beraneka ragam bakteri ( Depkes RI., 1985 ). ( Haake 1996, cit. Abiyono, 2001 ) plak dapat diartikan sebagai kumpulan massa lunak yang melekat pada permukaan gigi maupun restorasi. Plak juga dapat diartikan suatu kumpulan mikroba yang lebih dari 10 ribu juta per milligram. 
Menurut Be Kien Nio ( 1987 ) plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di atas suatu matriks dan melekat erat pada pemukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Plak juga dianggap sebagai salah satu faktor penyebab lokal dalam berbagai penyakit gigi dan jaringan pendukungnya.
Sejumlah mikroba akan segera ditemukan pada permukaan gigi beberapa jam setelah gigi dibersihkan. Pertambahan plak diawali oleh adanya mikroba yang tersembunyi sehingga terlindung dari aksi pembersihan
( Lindhe, 1990, cit.  Abiyono, 2001 ).
Plak diklasifikasikan berdasarkan letaknya terhadap tepi gusi, yaitu : plak supragingival dan plak subgingival. Plak supragingival terletak di atas tepi gusi, sedangkan plak subgingival terletak di bawah tepi gusi, diantara gigi dan dinding sulkus gusi ( Haake, 1996, cit. Abiyono, 2001 ).
Plak supragingival berhubungan dengan penumpukan mikroba pada permukaan gigi. Mikroba pada permukaan gigi ini dapat menuju ke sulkus gusi sehingga dapat lebih berkontak dengan tepi gusi. Plak subgingival berhubungan dengan penumpukan mikroba pada sulkus gusi maupun pada saku periodontal ( Genco, 1990 ). Menurut Lindhe ( 1990 ) struktur plak subgingival mempunyai  beberapa kesamaan dengan plak supragingival.
Karateristik plak subgingival adalah terdapatnya sejumlah leukosit diantara permukaan kumpulan mikroba dan epitel sulkus gusi, sedangkan plak supragingival memiliki dua letak, letak  terdalam merupakan suatu tumpukan padat terutama bakteri gram negatif yang melekat pada permukaan gigi,  letak terluar mengandung bakteri  terutama bakteri gram positif ( Houwink, 1993 ).

2.       Pembentukan Plak Gigi
Proses pembentukan plak gigi terdiri dari dua tahap yaitu :  Tahap pertama merupakan  tahap pembentukan lapisan acquired pellicle. Tahap kedua merupakan tahap proliferasi bakteri. Pembentukan plak dipelopori oleh bakteri-bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakharida ekstraseluler yang memungkinkan bakteri melekat pada gigi dan saling berkaitan. Selama beberapa hari, akan timbul inflamasi gingival, selama proses ini kondisi lingkungan perlahan-lahan akan berubah, menyebabkan terjadinya pertumbuhan selektif. Keadaan ini menyebabkan perubahan komposisi bakteri dan setelah 2 sampai 3 minggu akan terjadi pertumbuhan flora kompleks yang tidak termasuk bakteri anaerob gram negatif, bakteri motil dan spirochaeta ( Manson dan Eley, 1993 ).  
Menurut Kadir ( 1991 ) proliferasi bakteri  dimulai kurang lebih 8 jam setelah gigi dibersihkan. Menurut Williams ( 1995 ) setelah 24 jam maka plak akan dapat terlihat dengan mata telanjang, dan setiap 3 jam maka bakteri pada plak tersebut akan menggandakan diri, sedangkan  menurut  Kadir ( 1991 ) menambahkan bahwa proses terakhir dari pembentukan plak adalah kematangan plak. Tahap ini terjadi perubahan jenis bakteri, umumnya  terjadi dua hari setelah plak terbentuk.
Menurut Hoag dan Pawlak ( 1990 ) plak umumnya tidak terlihat dan hanya   dapat   dilihat  dengan   bantuan   zat  pewarna khusus. Menurut  Kadir
( 1991 ) bakteri dalam plak memiliki kemampuan untuk membentuk asam, basa maupun metabolit lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan gigi dan jaringan periodontal, tergantung dari jenis bakteri dan bahan makanan yang terdapat dalam plak

3. Komposisi Plak
Secara umum komposisi plak terdiri dari air dan berbagai jenis bakteri di dalam matriks intraseluler yang dibentuk oleh bakteri tersebut. Banyaknya bakteri tersebut tergantung pada lokasi, diet individu dan lamanya plak tersebut mengalami proses pematangan (  Kadir, 1991 ).
      a.   komposisi  secara keseluruhan
Komposisi plak terdiri dari bahan organik dan anorganik ter  utama terdiri dari bakteri dan jumlah bakteri kira-kira 250 juta per mg plak basah. Kandungan plak mempunyai banyak air, bakteri-bakteri yang terdapat di dalam plak berkolonisasi di atas suatu matriks, yang terdiri dari saliva dan bahan-bahan metabolisme bakteri, misalnya polisakharida ekstraseluler yaitu dekstran, levan dan lain-lain. Disamping komponen air, bakteri dan matriks, interseluler endapan plak ini juga mengandung sel-sel epitel yang lepas, sel-sel darah putih, partikel sisa makanan, garam-garam anorganik yaitu garam-garam kalsium dan fospat ( Djuita, 1989 ).
b.  komposisi plak masak
Tujuh puluh persen ( 70 % ) plak terdiri dari mikroba dan sisa-sisa produk, ekstraseluler dan bakteri plak, sisa sel dan derivate glikoprotein. Protein, karbohidrat, dan lemak juga dapat ditemukan dalam plak. Karbohidrat  yang paling sering dijumpai adalah produk bakteri dekstran juga levan dan galaktose. Komponen organik utama adalah kalsium, fosfor, magnesium, potasium dan sodium. Kandungan  garam anorganik tertinggi pada permukaan lingual insisivus bawah, ion kalsium ikut membantu perlekatan antara bakteri dengan pelikel ( Manson dan Eley, 1993 ).

 4.  Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Plak
Menurut Djuita ( 1989 ) proses pembentukan plak dapat terjadi apabila terdapat faktor-faktor penunjang hadirnya beberapa bakteri yang secara aktif menghasilkan zat-zat metabolisme. Menurut Hoag dan Pawlak (1990) secara garis besar faktor-faktor penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Lingkungan fisik, yaitu berdasarkan :
1)      Anatomi dan posisi gigi
Pada bentuk gigi yang mempunyai banyak fisur dan pit akan lebih mudah terbentuknya plak,  selain itu posisi gigi yang tidak beraturan akan menyulitkan dalam pembersihan sehingga sisa makanan akan mudah  tersimpan  dan  menyebabkan  plak  semakin  menebal .
2)        Anatomi dan jaringan sekitar gigi
        Gigi yang jaringan pendukungnya mengalami kelainan seperti terdapatnya    poket   akan   memudahkan  sisa  makanan  menumpuk 
sehingga   plak   akan   mudah   terbentuk.
3)      Struktur permukaan gigi
Permukaan gigi yang terdapat tambalan seperti pada tambaan kelas II yang sampai ke permukaan servikal gigi, ataupun restorasi lainnya seperti mahkota dan jaket, apabila permukaannya masih kasar karena tidak dipoles ataupun karena pemasangannya tidak benar akan menyebabkan retensi sisa makanan pada tambalan tersebut atau pada batas antara mahkota dan jaket dengan permukaan servikal gigi, dan akhirnya menumpuk dan terbentuklah plak. 
b. Waktu
Lamanya  sisa  makanan  yang  tertinggal  menetukan terjadi atau  
tidaknya   suatu  plak.   Semakin  lama  waktunya  akan  semakin  mudah
terbentuk plak.
c. Terdapatnya bakteri yang berasal dari saliva, cairan gusi dan diet
Peran bakteri sangat besar dalam pembentukan plak, sebab tanpa bakteri maka pembentukan plak akan terhambat. Plak akan terbentuk pada manusia dan hewan yang makanannya melalui lambung, walaupun dalam jumlah yang kecil. Masih diperdebatkan apakah frekuensi makanan atau jumlah asupan makanan mempengaruhi jumlah deposit plak, demikian juga plak bakteri memang menggunakan nutrient yang dapat berdifusi dengan mudah ke dalam plak, misalnya larutan gula, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan laktosa. Serat mungkin juga berfungsi sebagai substrat bakteri  ( Manson dan Eley, 1993).
Dekstran  adalah  produk  bakteri  ekstraseluler  yang  terpenting,  karena
relatif tidak larut dan mempunyai sifat adhesif . Dekstran  dapat diproduksi dari sukrosa didalam makanan dan mempunyai deposisi plak dan metabolisme. Plak terbentuk lebih cepat selama tidur dari pada setelah makan karena aksi mekanis dari pengunyahan makanan ditambah dengan aliran saliva yang terstimullir akan menghalangi deposisi plak. Makanan yang keras, kasar dan berserat juga menghalangi pembentukan plak dan fakta ini sudah diteliti pada produksi plak eksperimental ( Manson dan Eley, 1993 ).
Manfaat makanan penutup berupa buah-buahan dan sayuran seperti apel, bengkuang, seledri dan wortel masih diperdebatkan, namun jenis-jenis makanan ini tentunya lebih baik daripada makanan penutup berupa gula-gula. Gerak mastikasi yang kuat akan menghasilkan keausan alami dari gigi pada permukaan   oklusal   dan   interproksimal   yang   mengurangi   deposisi  plak
      ( Manson dan Eley, 1993 ).

1 komentar:

  1. The Best Bet in 2021 - Dr.MCD
    Bet 제주도 출장안마 of the day · 광주광역 출장샵 Bet of the day is 여수 출장마사지 always up in your pocket. · It is a 속초 출장마사지 simple way of betting. 천안 출장마사지 · All odds are displayed in

    BalasHapus